Saturday, February 20, 2010

sajak penuh ragu

Kurajut ungkapan hati
dari detik paling hening
tentang mimpi dan tinta yang mengering

Adakah setangkai mawar kuning
lebih indah dari senyum manismu
dan rambutmu yang tergerai?

Perempuan,
ceritakanlah sebuah harapan
sajak cinta yang kian lapuk dan usang
seperti lagu dan raga

Kita adalah pengemis cinta,
terus berjumpa sekadar takdir atau pilihan
pada perjalanan yang terombang-ambing

Haruskah aku merasa duka
bahkan ragu,
karena pualam malam semakin menggodamu?

Haruskah pagi terasa sepi
karena bayangku memudar dimatamu...

Haruskah siang menjadi kerontang
karena diriku kau bakar menjadi abu...

Ah perempuan berbibir madu
aku kan terus meneguk racun yg kau beri
hingga tak mampu lagi berkata-kata...

(Depok, 05.10/ 18 Feb 2010)

0 comments:

Post a Comment