Kurajut ungkapan hati
dari detik paling hening
tentang mimpi dan tinta yang mengering
Adakah setangkai mawar kuning
lebih indah dari senyum manismu
dan rambutmu yang tergerai?
Perempuan,
ceritakanlah sebuah harapan
sajak cinta yang kian lapuk dan usang
seperti lagu dan raga
Kita adalah pengemis cinta,
terus berjumpa sekadar takdir atau pilihan
pada perjalanan yang terombang-ambing
Haruskah aku merasa duka
bahkan ragu,
karena pualam malam semakin menggodamu?
Haruskah pagi terasa sepi
karena bayangku memudar dimatamu...
Haruskah siang menjadi kerontang
karena diriku kau bakar menjadi abu...
Ah perempuan berbibir madu
aku kan terus meneguk racun yg kau beri
hingga tak mampu lagi berkata-kata...
(Depok, 05.10/ 18 Feb 2010)
Saturday, February 20, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment